Beberapa hari yang lalu, ada teman saya bertanya mengenai sebuah alasan bacaan dalam shalat..
", kenapa Nabi Ibrahim diucapkan dalam bacaan shalat ya? kenapa nabi-nabi yang lain nggak"
Dan
saya termenung sejenak, err... jawaban yang sulit.., bener juga ya,
selama ini saya tidak mempertanyakan hal tersebut, kenapa coba? Terus
saya tanya lagi, emang kenapa kok tiba-tiba tanya begituan?
"Temen saya ada yang tanya, FYI, dia sedang dekat dengan lelaki
beragama Islam, dan dia lagi belajar agama Islam, setiap hari shalat dan
menghafalkan bacaan shalat, sampai akhirnya dia ngeh satu hal soal
bacaan tahiyat awal dan akhir, tentang Nabi Ibrahim dan Muhammad?"
Terus teman yang lain menjawab,
"Ibrahim itu dikenal akan keikhlasannya ketika harus menyembelih, mungkin itu."
Saya
cuma bilang, "Gue nggak berkapasitas menjawab, karena kurang paham
benar soal itu, googling aja...," hehehe..., lah daripada Sotta' ( sok tau )...?? ya kan? :P
Dan inilah hasil googling saya :
kenapa
pada waktu tahiyat dalam sholat kita kita membaca doa: agar Nabi
Muhammad dan NAbi Ibrahim diberikan keselamatan dan berkah?
kenapa tidak nabi Isa, atau Nabi Daud atau Nabi Musa atau TIdak pada Nabi Adam atau yang laen?
Kalau
lihat bacaannya memang adalah Nabi Ibrahim, tetapi NabiMuhammad SAW
menjelaskan bahwa kata Ibrahim dalam Shalawat mengandung arti NABI-NABI
TERDAHULU atau SEMUANYA. (Kalau menurut gue, IMHO, and CMIIW, Nabi
Ibrahim adalah bapak dari nabi-nabi setelahnya, dengan kata lain, semua
keturunan dari Nabi Ibrahim setelahnya seperti Ismail, Yusuf..)
Yuk..Kita pelajari Hadits dibawah ini ..
Suatu
hari Rasulullah saw masuk ke rumah Sayyidah Fathimah as. Ketika itu,
Fathimah sudah berbaring untuk tidur. Rasulullah saw lalu berkata,
"Wahai
Fathimah, lâ tanâmi. Janganlah engkau tidur sebelum engkau lakukan
empat hal; mengkhatam Al-Quran, memperoleh syafaat dari para nabi,
membuat hati kaum mukminin dan mukminat senang dan rida kepadamu, serta
melakukan haji dan umrah."
Fathimah bertanya, "Bagaimana mungkin aku melakukan itu semua sebelum tidur?"
Rasulullah
saw menjawab, "Sebelum tidur, bacalah oleh kamu Qulhuwallâhu ahad tiga
kali. Itu sama nilainya dengan mengkhatam Al-Quran."
*Yang
dimaksud dengan Qul huwallâhu ahad adalah seluruh surat Al-Ikhlas,
bukan ayat pertamanya saja. Dalam banyak hadis, seringkali suatu surat
disebut dengan ayat pertamanya. Misalnya surat Al-Insyirah yang sering
disebut dengan surat Alam nasyrah.
Rasulullah
saw melanjutkan ucapannya, "Kemudian supaya engkau mendapat syafaat
dariku dan para nabi sebelumku, bacalah shalawat: Allâhumma shalli `alâ
Muhammad wa `alâ âli Muhammad, kamâshalayta `alâ Ibrâhim wa `alâ âli
Ibrâhim. Allâhumma bârik `alâMuhammad wa `alâ âli Muhammad, kamâ bârakta
`alâ Ibrâhim wa `alâ âliIbrâhim fil `âlamina innaka hamîdun majîd."
Kemudian
supaya kamu memperoleh rasa rida dari kaum mukminin dan mukminat,
supaya kamu disenangi oleh mereka, dan supaya kamu juga rida kepada
mereka, bacalah istighfar bagi dirimu, orang tuamu, dan seluruh kaum
mukminin dan mukminat."
Tidak
disebutkan dalam hadis itu istighfar seperti apa yang harus dibaca.
Yang jelas, dalam istighfar itu kita mohonkan ampunan bagi orang-orang
lain selain diri kita sendiri. Untuk apa kita memohon ampunan bagi orang
lain? Agar kita tidur dengan membawa hati yang bersih, tidak membawa
kebencian atau kejengkelan kepada sesama kaum muslimin. Kita mohonkan
ampunan kepada Allah untuk semua orang yang pernah berbuat salah
terhadap kita. Hal itu tentu saja tidak mudah. Sulit bagi kita untuk
memaafkan orang yang pernah menyakiti hati kita. Bila kita tidur dengan
menyimpan dendam, tanpa memaafkan orang lain, kita akan tidur dengan
membawa penyakit hati. Bahkan mungkin kita tak akan bisa tidur.
Sekalipun kita tidur, tidur kita akan memberikan mimpi buruk bagi kita.
Penyakit hati itu akan tumbuh dan berkembang ketika kita tidur. Dari
penyakit hati itulah lahir penyakit-penyakit jiwa dan penyakit-penyakit
fisik. Orang yang stress harus membiasakan diri memohonkan ampunan
kepada Allah untuk orang-orang yang membuatnya stress sebelum ia
beranjak tidur.
Dalam
hadis itu tidak dicontohkan istighfar macam apa yang harus kita baca.
Tapi ada satu istighfar yang telah dicontohkan oleh orang tua-orang tua
kita di kampung. Biasanya setelah salat maghrib, mereka membaca:
"Astaghfirullâhal
azhîm lî wa lî wâlidayya wa lî ashâbilhuqûqi wajibâti `alayya wal
masyâikhina wal ikhwâninâ wa li jamî'ilmuslimîna wal muslimât wal
mukminîna wal mukminât, al ahyâiminhum walamwât.
Ya
Allah, aku mohonkan ampunan pada-Mu bagi diriku dan kedua orang tuaku,
bagi semua keluarga yang menjadi kewajiban bagiku untuk mengurus mereka.
Ampuni juga guru-guru kami, saudara-saudara kami, muslimin dan
muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah
wafat."
Bila
kita amalkan istighfar itu sebelum tidur, paling tidak kita telah
meminta ampun untuk orang tua kita. Istighfar kita, insyaAllah, akan
membuat orang tua kita di alam Barzah senang kepada kita. Istighfar itu
pun akan menghibur mereka dalam perjalanan mereka dialam Barzah. Manfaat
paling besar dari membaca istighfar adalah menentramkan tidur kita.
Nasihat terakhir dari Rasulullah saw kepada Fathimah adalah, "Sebelum tidur, hendaknya kamu lakukan haji dan umrah."
Bagaimana
caranya?Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang membaca subhânallâh
walhamdulillâh wa lâ ilâha ilallâh huwallâhu akbar, ia dinilai sama
dengan orang yang melakukan haji dan umrah."
Menurut
Rasulullah saw, barang siapa yang membaca wirid itu lalu tertidur
pulas, kemudian dia bangun kembali, Allah menghitung waktu tidurnya
sebagai waktu berzikir sehingga orang itu dianggap sebagai orang yang
berzikir terus menerus. Tidurnya bukanlah tidur ghaflah,tidur kelalaian,
tapi tidur dalam keadaan berzikir. Sebetulnya, bila sebelum tidur kita
membaca zikir, tubuh kita akan tertidur tapi ruh kita akan terus
berzikir. Sekiranya orang itu terbangun di tengah tidurnya, niscaya dari
mulut orang itu akan keluar zikir asma Allah.
(Petikan dari ceramah KH. Jalaluddin Rakhmat pada Pengajian Ahad di Mesjid Al-Munawwarah, tanggal 12 September 1999. Ditranskripsi oleh Ilman Fauzi Rakhmat)